Rabu, 10 April 2013

Definisi Diare


A.        Diare
1.         Definisi Diare
                                                Diare adalah penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja lembek sampai mencair dan frekuensi buang air besar lebih dari biasanya (lazimnya 3 kali atau lebih) dalam sehari (Depkes RI, 2002), sedangkan menurut Widjaja (2002), diare diartikan sebagai buang air encer lebih dari empat kali sehari, baik disertai lendir dan darah maupun tidak.
                        Berdasarkan definisi Hipocrates, yang dimaksud dengan diare adalah buang air besar dengan frekuensi yang tidak normal (meningkat) dan konsistensi tinja yang lebih lembek dan cair (Ilmu Kesehatan Anak FKUI, 1985).
2.         Etiologi dan Epidemiologi
                        Secara klinis penyebab penyakit diare dapat dikelompokkan dalam (6) golongan besar, yaitu : infeksi, malabsorbsi, alergi, keracunan, immunodesfisiensi dan sebeb-sebab lain. Yang sering ditemukan di lapangan adalah diare yang disebabkan oleh infeksi dan keracunan makanan (Depkes RI, 2002).
a.       Infeksi Bakteri
Beberapa jenis bakteri dapat termakan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi dan menyebabkan Diare, contohnya Campylobacter, Salmonella, Shigella dan Eschercia Colli.


b.      Infeksi Virus
Beberapa virus yang menyebabkan Diare yaitu rotavirus,  Norwalk virus, cytomegalovirus, virus herpes simplex dan virus hepatitis.
c.       Intoleransi Makanan
Contohnya pada orang tidak dapat mencerna komponen makanan seperti laktosa (gula dalam susu).
d.      Parasit
Parasit yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau minuman dan menetap dalam sistem pencernaan. Contohnya Giardia lamblia, Entamoeba histolytica dan Crytoporidium.
e.       Reaksi Obat
Contoh antibiotik, obat-obat tekanan darah dan antasida yang mengandung magnesium.
f.       Penyakit Intestinal
Penyakit inflamasi usus atau penyakit abdominal. Gangguan fungsi usus, seperti sindroma iritasi usus dimana usus tidak dapat bekerja secara normal (www.pom_obat.go.id).
            Epidemiologi penyebab kuman yang menyebabkan diare biasanya ditularkan melalui face oral antara lain melalui makan  atau minuman yang tercemar tinja dan atau kontak langsung dengan tinja penderita (Depkes RI, 2002).
Menurut Depkes RI (2005) epidemiologi penyakit diare adalah sebagai berikut :
a.         Penyebaran kuman yang menyebabkan diare
Kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui face oral antara lain melalui makanan atau minuman yang tercemar tinja dan atau kontak langsung dengan tinja penderita. Beberapa perilaku dapat menyebabkan penyebaran kuman enterik dan meningkatkan resiko terjadinya diare, antara lain tidak memberikan ASI secara penuh 4-6 bulan pada pertama kehidupan, menggunakan botol susu, menyimpan makanan masak pada suhu kamar, menggunakan air minum yang tercemar, tidak mencuci tangan sesudah buang air besar atau sesuadah membuang tinja dan membuang tinja dengan benar.
b.      Faktor penjamu yang meningkatkan kerentanan terhadap diare
Faktor pada penjamu yang dapat meningkatkkan insiden, beberapa penyakit dan lamanya diare. Faktor-faktor tersebut adalah tidak memberikan ASI samapai umur 2 tahun, kurang gizi dan campak.
c.       Faktor lingkungan dan perilaku
Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan. Dua faktor yang dominan, yaitu sarana air bersih dan pembuangan tinja. Kedua faktor ini akan berinteraksi dengan perilaku manusia. Apabila faktor lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman diare serta berakumulasi dengan perilaku yang sehat pula, yaitu melalui makan dan minuman, maka dapat menimbulkan kejadian diare.
3.         Jenis – jenis Diare
                        Berdasarkan buku pedoman pelaksanaan program pemberantasan penyakit diare (Depkes RI, 2002), ada beberapa jenis-jenis diare antara lain :
a.                  Diare akut,  yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari ( umumnya kurang dari 7 hari). Akibat diare akut adalah dehidrasi. Sedangkan dehidrasi merupakan penyebab utama kematian bagi penderita diare.
b.                  Disentri, yaitu diare yang disertai darah dalam tinjanya. Akibat disentri adalah anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat. Kemungkinan terjadi komplikasi pada mukosa.
c.                  Diare persisten, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari secara terus menerus. Akibat diare persisten adalah penurunan berat badan dan gangguan metabolisme.
d.                 Diare dengan masalah lain, anak yang menderita diare (diare akut dan diare persisten) mungkin juga disertai dengan penyakit lain seperti : demam, gangguan gizi atau penyakit lainnya. Tatalaksana penderita diare tersebut selain berdasarkan acuan baku tatalaksana diare juga tergantung pada penyakit yang menyertainya.
4.       Gejala Diare
Penyakit diare memiliki gejala sebagai berikut :
a.                  Buang air besar yang menjadi sering (berair, berbusa, tidak ada lendir, berbau asam )
b.                  Frekuensi buang air besar melebihi normal (tiga kali berturut-turut atau lebih dalam sehari).
c.                   Kotoran encer
d.                  Sakit perut/kejang perut
e.                   Demam dan muntah sebelum dan sesudah diare, pada
beberapa kasus
f.                    Hipoglikemia (penurunan kadar gula darah)
g.                   Dehidrasi (kekurangan cairan)




            5.         Cara penularan diare
Faktor kebersihan ternyata ikut adil dalam menyebabkan anak diare. Mulai dari kebersihan alat makan anak sampai kebersihan setelah buang air besar/buang air kecil. Semua yang dapat mengenai tangan anak atau langsung masuk ke dalam mulut anak harus diawasi kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung, seperti :
a.       Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi oleh tangan yang kotor.
b.      penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan benar.
c.       Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah buang air besar atau membersihkan tinja anak yang terinfeksi, sehingga mengkontaminasi perabotan yang dipegang.
6.       Bahaya Diare
                        Diare dapat menyebabkan kurang gizi dan kematian. Kematian akibat diare akut atau disentri tersering disebabkan oleh kehilangan banyak cairan dan garam dari tubuh. Normalnya tubuh mendapatkan cairan dan garam yang diperlukan melalui makanan dan minuman (masukan), serta kehilangan cairan dan garam yang diperlukan melalui tinja, air seni dan keringat (pengeluaran).
Bila usus sehat, maka cairan dan garam keluar dari usus dan masuk ke dalam darah. Cairan dan garam kemudian dapat digunakan oleh tubuh. Bila ada diare maka usus tidak bekerja normal. Lebih sedikit cairan dan garam masuk ke dalam darah dan lebih banyak yang keluar dari darah kedalam usus. Sehingga cairan dan garam yang keluar dari tubuh ke tinja, lebih banyak dari normal. Kehilangan ini dinamai dehidrasi.
                        Diare menjadi lebih serius pada orang yang kurang gizi. Sebab diare dapat menyebabkan kurang gizi dan memperburuk keadaan kurang gizi yang telah ada. Karena selama diare zat gizi hilang dari tubuh, orang bisa tidak lapar, ibu mungkin tidak memberi makan pada anak yang menderita diare. Beberapa ibu mungkin menunda pemberian makanan pada bayinya selama beberapa hari, walaupun diare telah membaik.
7.         Faktor-faktor yang terpenting dalam pengobatan diare
a.       Pencegahan dehidrasi
                        Biasanya dehidrasi dapat dicegah di rumah jika segera setelah diare dimulai anak diberi minum lebih banyak dari biasa. Anak harus diberikan suatu cairan yang direkomendasikan untuk pengobatan diare di rumah. Makanan cair seperti bubur cair, sup atau tajin dapat digunakan. Cairan atau larutan yang direkomendasikan di rumah untuk pencegahan dehidrasi akan tergantung atas : tradisi lokal bagi pengobatan diare, ketersediaan cairan makanan yang cocok, ketersediaan garam dan gula, jalan penduduk setempat ke pelayanan kesehatan, keterbatasan garam rehidrasi oral.
b.      Pengobatan dehidrasi
Jika timbul dehidrasi, maka anak harus dibawa ke pelayanan kesehatan untuk pengobatan. Pengobatan terbaik adalah melalui pengobatan oral dengan larutan yang dibuat dari Garam Rehidrasi Oral (GRO). Pengobatan yang sama juga baik orang dewasa dengan diare. Untuk mengatasi dehidrasi, GRO harus selalu digunakan.

c.       Pemberian makanan
Bila diare, maka ia harus sering diberi makanan bergizi yang mudah dicernakan dalam jumlah kecil. Pemberian makanan selama episode diare memberikan zat gizi pada anak yang membantu mencegah penurunan berat badan. Cairan tambahan yang diberikan ke anak tidak menggantikan kebutuhan makan. Setelah sembuh, maka makanan tambahan tiap hari selama seminggu akan membantu anak menaikkan berat badannya yang turun selama sakit.
d.      Pengobatan lain
Saat ini tidak ada obat yang aman dan efektif untuk menghentikan diare. Antibiotik tidak efektif melawan kebanyakan organisme yang menyebabkan diare, jarang membantu dan dalam jangka panjang dapat membuat beberapa orang lebih sakit. Penggunaan yang sembarangan dapat meningkatkan resistensi beberapa organisme penyebab penyakit terhadap antibiotik. Disamping itu antibiotik juga mahal, sehingga membuang uang. Maka antibiotik tidak digunakan secara rutin.
8.     Pencegahan diare
       Beberapa faktor yang sederhana harus diketahui oleh masyarakat tentang pencegahan penyakit diare antara yaitu :
a.          Pemberian Air Susu Ibu (ASI)
Pemberian Air Susu Ibu selama 4-6 bulan pertama sangatlah penting secara ekslusif. Kemudian dilanjutkan pemberian ASI bersama makanan lain sampai paling kurang anak berusia 1 tahun. Sebaiknya ibu jangan memberikan cairan tambahan seperti, air gula, atau susu bubuk, terutama untuk bayi yang baru lahir.
Menyusui sesuai keperluan (meningkatkan penyediaan air susu), keluarkan susu secara manual untuk mencegah tidak terjadinya pembendungan payudara selama masa pemisahan dari bayi, jika ibu bekerja di luar rumah dan tidak mungkin membawa bayinya (maka berikan ASI sebelum meninggalkan rumah, dan tinggalkan asi yang sudah di perah lalu di simpan ke dalam lemari pendingin).
b.         Perbaikan cara menyapih
pada usia 4-6 bulan bayi harus diperkenalkan dengan makanan penyapih yang bergizi dan bersih. Pada tahap awal sebaiknya makanan saring lunak. Dan makanan pokok seperti, sereal/umbi, kacang polong, susu, telur dan daging, serta sayuran hijau, anak juga harus diberikan buah-buahan. Sebaiknya mencuci tangan terlebih dahulu sebelum menyiapkan makanan, dan sebelum memberi makan bayi. Makanan yang tidak dimasak harus dicuci terlebih dahulu dengan air bersih sebelum di makan. Makanan yang dimasak harus segera dimakan sewaktu masih hangat atau panaskan terlebih dahulu makanan sebelum di makan. Makanan yang disimpan harus di tutup jika mungkin masukkan ke dalam lemari es.
c.               Gunakan air bersih
Air harus di ambil dari sumber air bersih yang tersedia. Air harus di kumpulkan dan disimpan dalam wadah bersih, dan gunakan gayung bergagang panjang untuk mengambil air. Air untuk masak dan minum harus dididihkan atau di masak sampai matang terlebih dahulu sebelum dikonsumsi.

d.              Cuci tangan
Cuci tanganlah sebelum makan dan sesudah makan, setelah buang air besar dan buang air kecil, sehabis memegang benda-benda yang terkontaminasi langsung dengan kuman, cuci tanganlah memakai sabun dan cuci tangan dengan air yang mengalir.
B.        Sarana Air Bersih (SAB)
            1.         Definisi air bersih
                                                Air adalah sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih cepat meninggal karena kekurangan air dari pada kekurangan makanan. Di dalam tubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari air. Tubuh orang dewasa, sekitar 55-60% berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65%, dan untuk bayi sekitar 80%.
                                                Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum, masak, mandi, mencuci (bermacam-macam cucian) dan sebagainya. Menurut perhitungan WHO di negara-negara maju tiap orang memerlukan air antara 60-120 liter per hari. Sedangkan di negara-negara berkembang, termasuk indonesia tiap orang memerlukan air antara 30-60 liter per hari.
                                                Di antara kegunaan-kagunaan air tersebut, yang sangat penting adalah kebutuhan untuk minum. Oleh karena itu, untuk keperluan minum (termasuk untuk masak) air harus mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi manusia.
                                                Agar air minum tidak menyebabkan penyakit, maka air tersebut hendaknya diusahakan memenuhi persyaratan-persyaratan kesehatan, setidak-tidaknya diusahakan mendekati persyaratan tersebut. Air yang sehat harus mempunyai persyaratan sebagai berikut  :
a.      Syarat fisik
Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tak berwarna), tidak berasa, suhu dibawah suhu udara di luarnya, sehingga dalam kehidupan sehari-hari. Cara mengenal air yang memenuhi persyaratan fisik ini tidak sukar.
b.      Syarat Bakteriologis
Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri, terutama bakteri patogen. Cara untuk mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri patogen, adalah dengan memeriksa sampel (contoh) air tersebut. Dan bila dari pemeriksaan 100 cc air terdapat kurang dari 4 bakteri E.Coli maka air tersebut sudah memenuhi syarat kesehatan.
c.       Syarat Kimia
Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu di dalam jumlah yang tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia di dalam air, akan menyebabkan gangguan fisiologis pada manusia.
Bahan-bahan atau zat kimia yang terdapat dalam air yang ideal. Sesuai dengan prinsip teknologi tepat guna di pedesaan maka air minum yang berasal dari mata air dan sumur dalam adalah dapat diterima sebagai air yang sehat, dan memenuhi ketiga persyaratan tersebut di atas. Asalkan tidak tercemar oleh kotoran-kotoran terutama kotoran manusia dan binatang. Oleh karena itu, mata air sumur yang ada di pedesaan harus mendapatkan pengawasan dan perlindungan agar tidak dicemari oleh penduduk yang menggunakan air tersebut.


            2.         Sumber-sumber Air Minum
                        Pada prinsipnya semua air dapat diproses menjadi air minum. Ada beberapa macam air yang bisa di konsumsi :
a.       Air Hujan
Air hujan dapat ditampung kemudian dijadikan air minum. Tetapi air hujan ini tidak mengandung kalsium. Oleh karena itu, agar dapat dijadikan air minum yang sehat perlu ditambahkan kalsium di dalamnya.
b.      Air sungai dan danau
Menurut asalnya sebagian dari air sungai dan air danau ini juga dari air hujan yang mengalir melalui saluran-saluran ke dalam sungai atau danau ini. Kedua sumber air ini sering juga disebut air permukaan. Oleh karena air sungai dan danau ini sudah terkontaminasi atau tercemar oleh berbagai macam kotoran, maka bila akan dijadikan air minum harus diolah terlebih dahulu.
c.       Mata air
Air yang keluar dari mata air ini baisanya berasal dari air tanah yang muncul secara alamiah. Oleh karena itu, air dari mata air ini, bila belum tercemar oleh kotoran sudah dapat dijadikan air minum langsung. Tetapi karena kita belum yakin apakah belum tercemar, maka alangkah baiknya air tersebut direbus dahulu sebelum diminum.
d.      Air sumur dangkal
air ini keluar dari dalam tanah, maka juga disebut air tanah. Air berasal dari lapisan air di dalam tanah yang dangkal. Dalamnya lapisan air ini dari permukaan tanah dari tempat yang satu ke yang lain bebeda-beda. Biasanya berkisar antara 5 sampai dengan 15 meter dari permukaan tanah. Air sumur pompa dangkal ini belum begitu sehat, karena kontaminasi kotoran dari permukaan tanah masih ada. Oleh karena itu, perlu direbus dahulu sebelum diminum.
e.       Air sumur dalam
Air ini berasal dari lapisan air kedua di dalam tanah. Dalamnya dari permukaan tanah biasanya diatas 15 meter. Oleh karena itu, sebagian besar air sumur dalam ini sudah cukup sehat untuk dijadikan air minum yang langsung (tanpa melalui proses pengolahan).
            3.         Pengolahan air minum secara sederhana
                        Ada beberapa cara pengolahan air minum antara lain sebagai berikut :
a.       Pengolahan sacara alamiah
Pengolahan ini dilakukan dalam bentuk penyimpanan (storage) dari air yang diperolah dari berbagai macam sumber, seperti air danau, air kali, air sumur dan sebagainya. Di dalam penyimpanan air ini air dibiarkan untuk beberapa jam di tempatnya. Kemudain akan terjadi kongulasi dari zat-zat yang terdapat di dalam air, dan akibatnya terbentuk endapan. Air akan menjadi jernih karena partikel-partikel yang ada dalam air akan iktu mengendap.
b.      Pengolahan air dengan menyaring
Penyaring air secara sederhana dapat dilakukan dengan krikil, ijuk dan pasir. Penyaringan pasir dengan teknologi tinggi dilakukan oleh P.A.M (Perusahain Air Minum) yang hasilnya dapat di konsumsi umum
c.       Pengolahan air dengan menambahkan zat kimia
Zat kimia yang digunakan dapat berupa 2 macam, yakni zat kimia yang berfungsi untuk kongulasi, dan akhirnya mempercepat penyerapan, (misalnya tawas). Zat kimia yang kedua adalah berfungsi untuk menyucihamakan (membunuh bibit penyakit yang ada di dalam air, misalnya chlor).
d.      Pengolahan air dengan mengalirkan udara
Tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan rasa serta bau yang tidak enak, menghilangkan gas-gas yang tak diperlukan, misalnya Co2 dan juga menaikkan derjat air.
e.       Pengolahan air dengan memanaskan sampai mendidih
Tujuannya untuk membunuh kuman-kuman yang terdapat pada air pengolahan semacam ini lebih tepat hanya untuk dikonsumsi kecil, misalnya untuk kebutuhan rumah tangga.
            4.         Macam Sarana Air Bersih
            Sarana Air Bersih adalah sarana yang biasanya digunakan dan dapat menghasilkan air bersih seperti Sumur Gali (SGL), Sumur Pompa Tangan (SPT) baik dangkal, sedang maupun dalam, Penampungan Air Hujan (PAH), Perlindungan Mata Air (PMA), dan pengolahan air permukaan dengan sistem Perpipaan (PP), (Sutrisno, 1999)
a.       Sumur Gali
Sumur gali yaitu jenis sarana air bersih yang digunakan untuk diambil dan dimanfaatkan air tanah dengan cara menggali tanah menggunakan peralatan sampai mendapatkan sumber air. Pengambilan air dapat menggunakan timba dan kerekan. (Sanropie, 1984).
Persyaratan kualitas sumur gali menurut Djasio Sancopie dalam buku pedoman bidang studi penyediaan air bersih akademik penilik kesehatan teknologi sanitasi, yaitu :
(1)   Jarak sumur dengan pembuangan tinja > 11 M
(2)   Tinggi bibir sumur 0,8M dari lantai
(3)   Dinding sumur minimal sedalam 3M dari permukaan tanah
(4)   Lantai harus kedap air minimal 1M dari sumur
(5)   Jika menggunakan timba, harus selalu digantung tidak boleh di letakkan di lantai.
b.      Sumur Pompa Tangan (SPT)
Sumur pompa tangan yaitu jenis sarana air bersih yang digunakan untuk diambil dan di manfaatkan air tanah dengan cara membuat lubang di tanah dengan menggunakan alat baik secara manual meupun bor mesin. (Sanropie, 1984). Persyaratan kulaitas sumur pompa tangan menurut Sanropie dalam buku pedoman bidang studi penyediaan air bersih akademik penilik kesehatan teknologi sanitasi, yaitu :
(1)   Jarak minimal 11M dari pencemar
(2)   Lantai harus kedap air minimal 1M dari sumur
(3)   Pipa penghisap dilindungi dengan coran air minimal 3M dari permukaan air
(4)   Ujung bawah pipa dipasang drop, bagian luar saringan kerikil dengan diameter 2-3M
(5)   Klep dan karet penghisap harus bekerja dengan baik agar tidak memerlukan air pancingan
(6)   Dudukan harus kuat, rapat air dan tidak retak dengan katinggian 50-60 Cm.
5.         Perbaikan Kualitas Air Melalui Tingkah Laku
            Terdapat beberapa tahap agar air bersih yang diperoleh dapat dikonsumsi (Depkes RI, 1992), yaitu :
a.       Tahap pengambilan air dari sarana air bersih Pengambilan air dari sumur gali dapat memakai timba, sumur pompa tangan dapat memakai pompa, kran atau selang dan lain - lain. Perbaikan kualitas air dimulai tahap ini karena bila pengambilan tidak memenuhi syarat kesehatan, maka air bersih akan tercemar sehingga menimbulkan penyakit.
b.      Tahap pengankutan air dari tempat SAB ke rumah Pengangkutan air dalam rumah biasanya menggunakan ember, gentong yang selalu tertutup, pipa atau selang yang digunakan untuk mengalirkan air boleh bocor dan tak terendam air yang kotor.
c.       Tahap penyimpanan di rumah dan pengambilan dari tempat penyimpanan Penyimpanan air dalam rumah biasanya menggunakan ember, gentong yang harus mempunyai tutup yang rapatdan mudah dibersihkan, minimal seminggu sekali tempat air dibersihkan atau dikuras. Tempat diletakkan di tempat yang tak mudah tercemar, lebih tinggi dari lantai dan jauh dari tempat sampah.
d.      Berfungsi untuk membunuh kuman patogen. Untuk pemasakan harus digunakan bahan yang tak mudah berkarat atau larut.
e.       Tahap penyimpanan air masak Alat penyimpanan air harus selalu tertutup, dan bersih serta tidak mudah dicapai serangga atau binatang lainnya.
f.       Tahap penyajian air masak Jangan mengambil dengan cara diciduk, tetapi dengan cara di tuangkan. Gelas atau cangkir yang digunakan harus selalu bersih. Tangan atau benda kotor jangan mengenai air masak jangan dicampur dengan air mentah atau dingin.



C.        Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)
            1.         Definisi Perilaku Sehat
                        Perilaku sehat adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyrakat.
                        Perilaku adalah segala perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh makhluk hidup (Notoatmodjo, 1985). Perilaku tidak sama dengan sikap. Sikap hanyalah suatu kecendrugan untuk mengadakan tindakan tehadap suatu objek dengan adanya rasa serangan terhadap objek tersebut. Secara operasional perilaku dapat diartika suatu respon organisasi atau seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar objek tersebut.
Menurut Notoatmodjo (1993) bentuk respon ada dua macam yaitu bentuk aktif dan bentuk Pasif. Bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat di observasi secara langsung, perilaku ini sudah tampak dalam bentuk tindakan yang nyata (over behavior). Sedangkan bentuk pasif yaitu yang terjadi dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain misalnya : berpikir, tanggapan atau sikap batin. Perilaku yang seperti ini masih (cover behavior).
Bentuk operasional perilaku dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu perilaku dalam bentuk pengetahuan, yaitu dengan mengetahui situasi atau rangsangan dari luar. Perilaku dalam bentuk sikap yaitu tanggapan batin terhadap rangsangan dari luar subjek. Perilaku dalam bentuk tindakan yang sudah baik, berupa perbuatan (action) terjadap situasi rangsangan dari luar.
            2.         Definisi perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
                                                Adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS. Dalam hal ini ada 5 program prioritas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, dan Dehat/Asuransi Kesehatan/JPKM.
Beberapa perilaku yang dapat menyebabkan penyebaran kuman enterik dan meningkatkan resiko terjadinya diare, antara lain :
a.       Tidak memberikan ASI  eksklusif penuh 4-6bulan pada awal menyususi.
b.      Menggunakan botol susu. Penggunaan botol oini memudahkan pencemaran oleh kuman karena botol susah dibersihkan.
c.       Menyimpan makanan masak pada suhu kamar, makanan akan tercemar dan kuman akan berkembang biak.
d.      Menggunakan air minum yang tercemar. Air mungkin sudah tercemar dari sumber atau pada saat di simpan di rumah. Pencemaran di rumah dapat terjadi kalau tempat penyimpanan tidak tertutup atau apabila tangan yang tercemar menyentuh air pada saat mengambil air dari tempat penyimpanan.
e.       Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar dan sesudah membuang tinja atau sebelum makan dan pada saat menyuapi anak.
f.       Tidak membuang tinja di dalam (termasuk tinja bayi) dengan benar. Sering beranggapan bahwa tinja bayi tidaklah bernbahaya padahal sesungguhnya mengandung virus atau bakteri dalam jumlah besar. Selain tiu tinja binatang dapat menyebabkan infeksi pada manusia.
3.         Komponen PHBS
Rumah tangga sehat adalah rumah tangga yang melakukan komponen PHBS yang meliputi:
1)      Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2)      Memberi bayi ASI eksklusif
3)      Menimbang bayi dan balita
4)      Menggunakan air bersih
5)      Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6)      Menggunakan jamban sehat
7)      Memberantas jentik nyamuk
8)      Makan buah dan sayur setiap hari
9)      Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10)    Tidak merokok di dalam rumah

1.      Manfaat PHBS
a.       Bagi keluarga :
1)            Menjadikan anggota keluarga lebih sehat dan tidak mudah    sakit
2)            Anggota keluarga lebih giat dalam bekerja
3)            Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga.
b.    Bagi masyarakat :
1)      Mampu mengupayakan lingkungan sehat.
2)      Mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan.
3)      Memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
4)      Mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), arisan jamban, ambulan desa.


5.         Kriteria penilaian PHBS
Rumah tangga termasuk kriteria sehat apabila memenuhi nilai 10 (sepuluh) atau mempunyai perilaku positif pada setiap komponen PHBS dan dikatakan tidak sehat apabila salah satu dari sepuluh komponen PHBS ada yang nilai 0 (nol) atau perilaku negatif (DepkesRI, 2010).


6.                  Sasaran Indonesia Sehat 2010 Pada Program Lingkungan
Sehat, Perilaku Sehat Dan pemberdayaan Masyarakat adalah :
a.          Tersusunnya kebijakan dan konsep peningkatan kualitas lingkungan di tingkat lokal, regional, dan nasional dengan kesepakatan lintas sektoral tentang tanggung jawab perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.
b.         Terselenggaranya upaya peningkatan lingkungan fisik, sosial dan budaya mesyarakat dengan memaksimalkan potensi sumber daya secara mandiri.
c.          Meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat untuk memelihara lingkungan yang sehat.
d.         Meningkatnya cakupan keluarga yang mempunyai akses terhadap air bersih yang memenuhi syarat kualitas kesehatan dan sesuai dengansanitasi lingkungan perkotaan dan pedesaan.
e.          Tercapainya pemukiman dan lingkungan perumahan yang memenuhi syarat kesehatan di perkotaan dan pedesaan.
f.          Terpenuhinya persyaratan kesehatan di Tempat-Tempat Umum (TTU) termasuk sarana dan cara pengelolaannya.
g.         Terpenuhinya lingkungan sekolah dengan ruang yang memadai dan kondusif untuk menciptakan interaksi sosial dan mendukung perilaku hidup sehat.
h.         Terpenuhinya persyaratan kesehatan di tempat pekerjaan, perkantoran, dan industri bebas radiasi.
i.           Terpenuhinya persyaratan kesehatan diseluruh rumah sakit.
j.           Terlaksananya pengolahan limbah industri dan polusi udara oleh industri maupun sarana transportasi.
k.         Menurunnya tingkat paparan pestisida dan insektisida di lingkungan kerja pertanian dan industri. Serta pengawasan terhadap produk-produknya untuk keamanan konsumen.


7.      Kesehatan Lingkungan akan tercapai apabila telah mencapai target yang telah di tetapkan secara Nasional, Propinsi dan Kabupaten secara standar yaitu :
a.             Sarana Air Bersih (SAB) target mencapai 75%
b.            Penggunaan jamban keluarga target mencapai 60%
c.             Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) target mencapai 58%
d.            Penggunaan rumah yang memenuhi syarat kesehatan/rumah sehat dengan target 60%
e.             Pemeriksaan pada tempat-tempat umum target mencapai 100%
f.             Tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan target 75%
D.        Jurnal Penelitian
Penelitian ini pernah dilakukan oleh beberapa peneliti, sehingga penelitian terdahulu menjadi acuan untuk peneliti melakukan penelitian lebih lanjut. Berikut adalah jurnal yang berhubungan dengan judul pada penelitian ini :  
1.         Jurnal “Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan kejadian diare pada balita di Kecamatan Sumber Jadi, Kabupaten Sukolegowo yang disusun oleh Erin Afriani Program Studi Kesehata Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakata tahun 2008. Hasil dalam penelitian ini menujukkan bahwa ada hubungan antara Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan kejadian diare pada balita di Desa Sukomakmur, Kecamatan Sumber Jadi, Kabupaten Sukolegowo. Dengan jumlah responden 76 orang. Hal ini berhubungan dikarena pendidikan masyarakat yang rendah sehingga masyarakat tidak terlalu memperdulikan kesehatan khususnya penyakit diare.




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar